/

Pengantar Ilmu Nahwu: Sepuluh Aspek Dasar (Mabadi ‘Asyarah) Ilmu Nahwu

Baca Juga

[Bagian pertama]
"Mabadi 'Asyarah  Ilmu Nahwu"

Sebelum mempelajari suatu disiplin ilmu yang bersumber dari kitab-kitab kuning (turats) biasanya kita diperkenalkan dulu dengan seluk-beluk ilmu yang akan kita pelajari yaitu terdiri dari sepuluh aspek dasar yang dikenal dengan istilah Mabadi ‘Asyarah, dengan tujuan supaya kita lebih terarah dan tidak salah jalan, tidak “tersesat” dalam mempelajarinya juga akan menambah wawasan kita dengan ilmu Nahwu. Seperti Mabadi 'Asyarah ilmu fiqh, ushul fiqh, mantiq, balaghah, tauhid dan ilmu ilmu lainnya. Mabadi 'Asyarah atau sepuluh aspek dasar yang terkumpul sebagai berikut:
  • Definisi (الحد)
  • Objek pembahasan (موضوع)
  • Fungsi (فائدة)
  • Sumber Pengambilan (استمداد)
  • Keutamaan (فضل)
  • Masalah-masalah yang Dibahas (مسائل)
  • Pencetus (واضع)
  • Hubungannya dengan Ilmu-ilmu Lain (نسبة)
  • Nama (اسم)
  • Hukum Mempelajari (حكم الشارع)
Ditulisan ini kita hanya  sebatas berkenalan saja dengan ilmu Nahwu sebelum mengkajinya secara mendalam. Adapun sepuluh aspek dasar (Mabadi 'Asyarah) yang harus diketahui dalam ilmu Nahwu—dikutip dari halaman 2-3 kitab Mukhtashar Jiddan—sebagai  berikut:

[1] Definisi (الحد)

Ilmu Nahwu adalah  ilmu yang mengkaji tentang kaidah-kaidah (aturan-aturan) yang mana dengan kaidah-kaidah tersebut dapat diketahui keadaan atau kedudukan kalimat-kalimat bahasa Arab ketika disusun, yakni tentang status mu’rab (yang baris akhirnya bisa berubah) dan mabni (baris akhirnya bersifat tetap, tidak berubah) juga hal-hal lain seperti syarat-syarat ‘amil nawasikh, dan pembuangan ‘aid dalam isim maushul.
Catatan: Keterangan lebi jelas tentang mu’rab, mabni, ‘amil nawasikh dan ‘aid akan dibahas pada tulisan terpisah.

[2] Objek Pembahasan (موضوع)

Objek ataupun sasaran pembahasannya jelas kalimat-kalimat bahasa Arab.

[3] Fungsi (فائدة)

Ilmu Nahwu berfungsi untuk menjaga diri dari kesalahan dalam membaca dan memahami bahasa Arab, juga berguna untuk memahami Al-Qur’an dan Hadis

[4] Sumber Pengambilan (استمداد)

Pengambilan ilmu ini bersumber dari kalamnya orang-orang Arab (namun sejatinya semua Ilmu Islam itu tetap dasar pengambilannya berdasarkan Al-Qur'an selaku kalam Tuhan)

[5] Keutamaan (فضل)

Ilmu ini sangat istemewa, ia memiliki keunggulan dari ilmu-ilmu lain (karena darinyalah ilmu-ilmu lain dapat dipamahi dengan benar)

[6] Masalah-masalah yang Dibahas (مسائل)

Masalah-masalah yang dibahas dalam ini ialah tentang kaidah-kaidah bahasa Arab, seperti fa’il dihukumi dengan bacaan rafa’

[7] Pencetus (واضع)

Peletak dasar atau pencetus ilmu ini adalah Abu Aswad Ad-Du’ali atas instruksi Imam ‘Ali karamallahu wajhahu

[8] Hubungan Ilmu Ini dengan Ilmu-ilmu Lain (نسبة)

Nisbatnya terhadap ilmu-ilmu yang lain ialah berlainan, maksudnya ilmu Nahwu termasuk cabang ilmu yang mengkaji atau membahas tentang gramatika Arab, bukan cabang dari ilmu yang mengakaji fikih, sejarah dan lainnya

[9] Nama (اسم)

Namanya Ilmu Nahwu atau ilmu Bahasa Arab

[10] Hukum Mempelajari (حكم الشارع)

Hukum mempelajarinya adalah fardlu kifayah bagi penduduk setiap daerah, dan fardlu ‘ain bagi setiap pengajar Al-Qur’an dan Hadis.

Demikian penjelasan singkat Mabadi ‘Asyarah ilmu Nahwu. Sampai jumpa di pembahasan berikutnya. Insyaallah

Related Posts

2 Responses to "Pengantar Ilmu Nahwu: Sepuluh Aspek Dasar (Mabadi ‘Asyarah) Ilmu Nahwu"