Mengenal Kalimat, Kalim, Kalam dan Qaul

[Bagian Kedua]

"Kalimat, Kalim, Kalam dan Qaul"

Setelah kita mengetahui tentang seluk-beluk Nahwu, Mabadi ‘Asyarahnya di bagian pertama, saya mengistilahkannya dengan “bagian eksternal atau luar” Nahwu, sekarang mari kita masuki bagian “internal atau dalam” nya.

Kita mulai dengan mengenal kalimat.

Apa itu kalimat? tentu dalam bahasa Indonesia kita akan menjawab “susunan dari beberapa kata” kalau hanya satu kata belum dinamakan kalimat, seperti kata “saya”, namun kalau disusun kata “saya” tersebut dengan kata lain seperti kata “pergi” kata “ke” dan kata “rumah” maka ia akan tersusun menjadi “saya pergi ke rumah” dan sudah dinamakan dengan kalimat bukan kata lagi. Itulah yang kita pahami tentang kalimat dalam bahasa Indonesia.


Apakah kalimat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab itu sama?
Kalimat dalam bahasa Arab justru bertolak belakang dengan kalimat dalam bahasa Indonesia, jika kalimat dalam bahasa Indonesia tadi “susunan dari beberapa kata” maka kalimat dalam bahasa Arab merupakan kata dalam bahasa Indonesia. Yah arti kalimat dalam bahasa Arab adalah “kata”. Contoh أنا (saya) itu dinamakan dengan kalimat bukan kata. Dalam bahasa Arab ada tiga nama kalimat, yaitu kalimat isim (nama benda dsb), kalimat, fiil (kerja) dan kalimat huruf. Kalau kita Indonesiakan akan kita sebut dengan, kata benda, kata kerja dan huruf. Pendeknya,  “kata”  dalam bahasa Indonesia disebut “kalimat”  dalam bahasa Arab.

Lantas, “kalimat” dalam istilah Indonesia, disebut apa dalam bahasa Arab?
“Kalimat” dalam bahasa Indonesia disebut dengan “kalim atau kalam”.

Apa bedanya kalim dan kalam?

Kalim adalah susunan dari beberapa kalimat (baik kalimat, isim, fiil,dan huruf) dimengerti atau tidak dimengerti contohnya إنْ قَامَ زَيْدٌ  (jika berdiri si Zaid) dari segi kalimat, terdiri dari tiga kalimat yaitu, kalimat huruf إنْ kalimat fiil قَامَ dan kalimat isim زَيْدٌ dari segi makna ini masih belum jelas, masih belum dimengerti, kita masih bertanya-tanya, jika si Zaid berdiri memang kenapa? Apa yang terjadi? Masih menyimpan pertanyaan di benak si pendengar, maka contoh ini masuk dalam kategori tidak dimengerti dan disebut dengan kalim (kumpulan dari kalimat-kalimat bahasa Arab).

Sedangkan kalau susunan kalimat itu dimengerti maka dinamakan dengan kalam menurut ulama Nahwu adalah lafadz bahasa Arab yan tersusun dari dua rangkaian kalimat (kata dalam bahasa Indonesia) atau lebih yang dapat dimengerti (si pendengar paham).

Contohnya قَأمَ زَيْدٌ   (si Zaid berdiri) dari segi kalimat terdiri dari kalimat fiil قَامَ dan kalimat isim زَيْدٌ dari segi makna dia dapat dimengerti. Pengertiannya ya si zaid berdiri, tidak ada yang mesti dipertanyakan di situ. Sudah dipahami.

Jadi, kalim dan kalam dalam bahasa Arab sama dengan kalimat dalam bahasa Indonesia. Yaitu susunan lafadz bahasa Arab dari dua kalimat atau lebih. Bedanya kalau tidak dapat dimengerti ia hanya dinamakan dengan kalim saja, namun jika dapat dimengerti dia dinamakan kalam juga boleh dinamakan dengan kalim.

Namun terkadang sebuah redaksi yang berbentuk kalam lebih dikenal sebagai kalimat saja, bukan kalam. Seperti لاإله إلا الله  sering disebut dengan “kalimat ikhlas”, padahal lafadz tersebut termasuk kalam karena terangkai atau tersusun dari beberapa kalimat dan dapat dimengerti (memberikan faedah), hal ini termasuk bagian dari majaz dan sebutan secara bahasa saja, bukan secara istilah.

Terakhir, tentang Qoul
Qoul secara harfiyyah berarti ucapan, yaitu ungkapan yang lebih umum, yakin dapat mencakup kalimat, kalam, maupun kalim, karena pengertian qoul sendiri adalah lafadz yang dibentuk, baik tersusun maupun tidak, dimengerti atau tidak. Kecuali lafadz yang sama sekali tidak dibentuk tidak terpakai, seperti lafadz دَيْزٌ kebalikan dari زَيْدٌ .
dalam gramatika Inggris kalam ini disebut dengan sentence.

Selanjutnya kita akan membahas tentang jenis-jenis kalimat dalam bahasa Arab berupa kalimat isim, kalimat fi’il dan huruf. di pembahasan berikutnya…

Share this post