/

Kalimat Isim: Berdasarkan Jumlah atau Bilangannya (II)

Baca Juga

[Bagian Ketujuh]
“Kalimat Isim: Berdasarkan Jumlah atau Bilangannya
Jama’ al-Mudzakkar as-Salim, Jama’ al-Muannats as-Salim dan Jama’ at-Taktsiir

Mari kita kenali isim (kata benda) yang menunjukkan untuk jumlah yang banyak, jika dalam bahasa Inggris noun (kata benda) dari segi jumlah banyaknya hanya dibagi kepada dua ketegori yaitu kata benda tunggal (satu) dan kata benda plural (banyak lebih dari satu) maka dalam bahasa Arab dikategorikan dalam tiga kategori yaitu kata benda tunggal (isim mufrad), kata benda dua (tatsniyah/mutsanna) dan kata benda benda plural (jama’). Dalam bahasa Inggris jumlah “dua” dan seterusnya sudah masuk dalam kategori plural (jama’/banyak) sedangkan dalam bahasa Arab “dua” belum masuk kategori jama’ (plural/banyak). Akan tetapi yang dimaksdu jama’ atau banyak adalah isim yang tunjukannya untuk jumlah tiga, empat, lima, sepuluh, seratus dan seterusnya. Dan jama’ ini bisa diartikan diawalnya dengan “banyak”, “beberapa”, “para” dan lainnya yang cocok diartikan untuk makna banyak.

Jama’ dalam bahasa Arab dibagi lagi kepada tiga jenis, yaitu Jama’ al-Mudzakkar as-Salim (kata benda jama’ jenis laki-laki), Jama’ al-Muannats as-Salim (kata benda jama’ jenis perempuan) dan Jama’ at-Taktsiir (kata benda jama’ meliputi jenis laki-laki dan perempuan).
Tiga jenis tersebut dapat dipersempit lagi kepada dua kategori, pertama, kategori kata benda jama’ yang beraturan yaitu mempunyai aturan baku, bisa dikenali dengan tanda-tandanya atau punya rumus yang pasti, yang termasuk dalam kategori  ini adalah Jama’ al-Mudzakkar as-Salim dan Jama’ al-Muannats as-Salim  sedangkan kategori kedua adalah kata benda jama’ yang tidak beraturan, yaitu tidak mempunyai aturan baku, untuk mengetahuinya harus melihat kamus, tidak mempunyai rumus yang pasti yang masuk jenis ini adalah Jama’ at-Taktsiir.

Bagaimana cara mengenali  Jama’ al-Mudzakkar as-Salim (kata benda jama’ jenis laki-laki)?
Seperti namanya Jama’ al-Mudzakkar as-Salim ( جمع مذكر السالم) ini adalah kata benda yang menunjukkan “banyak” yang dipakai untuk jenis laki-laki (dalam bahasa Arab kalimat juga punya “gender” yaitu jenis laki-laki dan perempuan, masalah ini akan dibahas pada bagian berikutnya), untuk mengenali ataupun membuat kalimat jama’ ini sangat mudah, berikut rumusnya:

Pertama, Isim mufrad + Alif-Nun مفرد+ ان)  اسم)  ketika posisi rofa’.
Contoh: اَلْمُسْلِمُ (isim mufrad yang berarti seorang muslim laki-laki) menjadi اَلْمُسْلِمُوْنَ (dengan tambahan Alif-Nun di akhirnya artinya menjadi beberapa orang muslim laki-laki, banyak orang muslim laki-laki, atau para kaum muslim laki-laki dsb). Conto lain طَالِبٌ (seorang pelajar laki-laki) menjadi طَالِبُوْنَ (para pelajar laki-laki), رَاكِبٌ (seorang pengendara laki-laki) menjadi رَاكِبُوْنَ (beberapa pengendara laki-laki) dan sebagainya.
Kedua, Isim mufrad + Ya-Nun مفرد+ ين)  اسم) untuk posisi jar dan nasab.
Contoh: بِالْمُسْلِمِ  ketika jar (isim mufrad yang berarti seorang muslim laki-laki) menjadi بِالْمُسْلِمِيْنَ (dengan tambahan Ya-Nun di akhirnya artinya menjadi beberapa orang muslim laki-laki, banyak orang muslim laki-laki, atau para kaum muslim laki-laki dsb). رَأَيْتُ طَالِبًا ketika nasab (saya melihat seorang pelajar laki-laki) menjadi رَأَيْتُ طَالِبِيْنَ (saya melihat banyak pelajar laki-laki) dan sebagainya.
Catatan: Jama’ al-Mudzakkar as-Salim dan muannats/mutsanna ketika nasab dan jar, cirinya sama, yaitu dengan menambah huruf Ya-Nun (ين) pada akhirnya, dan huruf Ya pada keduanya sama-sama berbaris sukun (mati) yang membedakannya adalah dalam Jama’ al-Mudzakkar as-Salim baris huruf sebelum Ya dikasrahkan dan baris sesudah Ya difathahkan sedangkan dalam muannats/mutsanna adalah kebalikannya, baris huruf sebelum Ya difathahkan dan baris huruf sesudahnya dikasrahkan.

Kemudian, bagaimana dengan Jama’ al-Muannats as-Salim (kata benda jama’ jenis perempuan)?
Jama’ al-Muannats as-Salim (جمع مؤنث السالم) adalah kata benda yang menunjukkan banyak untuk jenis perempuan, beda dengan Jama’ al-Mudzakkar as-Salim yang pertandanya dibedakan ketika rofa’ nasab jar, Jama’ al-Muannats as-Salim hanya punya satu tanda baik ia ketika rofa’ nasab maupun jar tidak dibedakan yaitu hanya dengan menambah Alif-Ta (ات) pada akhir kalimatnya, dengan rumus:

Isim mufrad + Alif-Ta مفرد + ات)  اسم) untuk posisi rofa’ nasab maupun jar
Contoh: مُسْلِمَةٌ (isim mufrad yang berarti seorang muslim perempuan) menjadi مُسْلِمَاتٌ (beberapa muslim perempuan dengan tambahan Alif-Ta pada akhir kalimatnya)  رَأَيْتُ طَالِبَةً (saya melihat seorang pelajar perempuan) menjadi رَأَيْتُ طَالِبَاتٍ (saya melihat banyak pelajar perempuan), اَلْمُؤْمِنَةُ (dengan seorang perempuan yang beriman) menjadi بِالْمُؤْمِنَاتِ (dengan beberapa orang perempuan yang beriman). Dan sebagainya

Selanjutnya, bagaimana dengan Jama’ at-Taktsiir (kata benda jama’ meliputi jenis laki-laki dan perempuan) ?
Jama’ at-Taktsiir  جمع تكسير) ( adalah kata benda yang menunjukkan banyak baik untuk jenis laki-laki maupun untuk jenis perempuan,jadi jama’ at-taktsiir bersifat umum tidak khusus seperti jama’ al-Mudzakkar as-Salim yang khusus untuk laki-laki saja dan jama’ al-Muannats as-Salim yang khusus pada perempuan tetapi jama’ at-taktsiir ini meliputi keduanya. Jama’ ini masuk pada kategori kata bedan jama’ yang tidak beraturan yang tidak mempunyai rumus resmi,dalam literatur nahwu biasanya ia didefenisikan dengan isim yang berubah dari bentuk mufradnya, baik perubahannya dengan pertambahan huruf seperti زَيْدٌ (seorang yang bernama si Zaid, adalah bentu asli atau isim mufrad) menjadi زُيُوْدٌ (beberapa orang yang bernama si Zaid) perubahannya dengan pertamabahan huruf و atau contoh lain, كِتَابٌ (sebuah buku) berubah menjadi كُتُبٌ (beberapa buah buku) dengan pengurangan huruf isim mufradnya atau asal yaitu huruf ا sedangkan contoh untuk perubahan baris adalah seperti أَسَدٌ (seekor singa) menjadi أُسُدٌ (beberapa ekor singa) di sini tidak ada perubahan huruf melainkan perubahan baris yaitu baris dari huruf س dari baris fathah ke dhammah dan sebagainya.

Adakah cara lain atau aturan selain melihat kamus, yang dapat membantu kita dalam mengidentifikasi jama’ at-taksiir tersebut meski ia adalah jenis jama’ yang tidak beraturan?

Simak jawabannya di bagian selanjutnya...

Related Posts

0 Response to "Kalimat Isim: Berdasarkan Jumlah atau Bilangannya (II)"

Post a Comment