Seputar Jama' at-Taktsiir
Baca Juga
[Bagian Kedelapan]
Seputar Jama’ at-Taktsiir
Sebagaimana di bagian sebelumnya kita sudah mengetahui jama’ taksiir, kalimat jama’ yang tidak mempunyai rumus tertentu dalam pembentukannya, tapi kita masih bisa mengidentikifasi atau mengenal jama’ taksiir dengan melihat wazannya, bentuk atau polanya, sebenarnya banyak sekali bentuk dari jama’ taksiir ini, namun di sini, penulis hanya akan menampilkan delapan pola yang biasa digunakan untuk membentuk jama’ taksiir, untuk menerjamahkan jama’ ini bisa kita tambahkan diawalnya kalimat “beberapa”, “banyak”, “berbagai”, dan mengulang kalimat tersebut, seperti buku menjadi buku-buku dan sebagainya. Berikut wazan atau pola yang dimaksud:
1. Wazan أفْعَالٌ
Seperti kalimat isim mufrad قَلَمٌ yang berarti satu pena, menjadi أقْلاَمٌ maknanya berubah jadi jama’ beberapa pena atau banyak pena dan sebagainya. Contoh-contoh lain seperti كَوْخٌ (sebuah gubuk) menjadi أكْوَاخٌ (beberapa gubuk), قَوْلٌ (satu pendapat) menjadi أقْوَالٌ (beberapa pendapat), بَابٌ (satu pintu) menjadi أبْوَابٌ (banyak pintu), شَجَرٌ (sebuah pohon), menjadi أشْجَارٌ (pohon-pohon) dam sebagainya.
2. Wazan فُعُوْلٌ
Seperti kalimat بَيْتٌ (sebuah rumah) menjadi بُيُوْتٌ (rumah-rumah), فَرْعٌ (satu cabang) menjadi فُرُوْعٌ (berbagai cabang), قَصْرٌ (satu istana) menjadi قُصُوْرٌ (beberapa istana), طَيْرٌ (seekor burung) menjadi طُيُوْرٌ (beberapa ekor burung), نَفْسٌ (jiwa) menjadi نُفُوْسٌ (jiwa-jiwa), dan sebagainya.
3. Wazan فُعُلٌ
Seperti kalimat كِتَابٌ (sebuah buku) menjadi كُتُبٌ (buku-buku), خِمَارٌ (selendang) menjadi خُمُرٌ (beberapa selendang), عِمَادٌ (tiang) menjadi عُمُدٌ (tiang-tiang), سَفِيْنَةٌ (satu kapal laut), menjadi سُفُنٌ (beberapa kapal laut), dan sebagainya.
4. Wazan فُعَلٌ
Seperti kalimat أُسْرَةٌ (sebuah keluarga) menjadi أُسَرٌ (beberapa keluarga), غُرْفَةٌ (kamar) menjadi غُرَفٌ (kamar-kamar), جُمْلَةٌ (kalimat) menjadi جُمَلٌ (kalimat-kalimat), dan sebagainya.
5. Wazan مَفَاعِلُ dan مَفَاعِيْلُ
Seperti kalimat مَكْتَبٌ (meja) menjadi مَكَاتِبُ (beberapa meja), مَسْجِدٌ (masjid) menjadi مَسَاجِدُ (masjid-masjid), مِصْبَاحٌ (sebuah lampu) menjadi مَصَابِيْحُ (lampu-lampu), مِقْيَاسٌ (sebuah ukuran) menjadi مَقَايِيْسُ (beberapa ukuran), dan sebagainya.
6. Wazan فَعَاعِلُ dan فَعَاعِيْلُ
Seperti kalimat نَافِذَةٌ (jendela) menjadi نَوَافِذُ (jendela-jendela), كُرَّاسَةٌ (buku tulis) menjadi كَرَارِيْسُ (banyak buku tulis), كُرْسِيٌ (kursi) menjadi كَرَاسِيُ (kursi-kursi), صُنْدُوْقٌ (kotak) menjadi صَنَادِيْقُ (kotak-kotak), dan sebagainya
7. Wazan أَفْعِلَةٌ
Seperti kalimat سُؤَالٌ (pertanyaan) menjadi أَسْئِلَةٌ (pertanyaan-pertanyaan), جَوَابٌ (jawaban) menjadi أَجْوِبَةٌ (jawaban-jawaban), dan sebagainya.
8. Wazan فُعَلاَءُ
Seperti kalimat عَليْمٌ (orang yang berilmu) menjadi عُلَمَاءُ (ulama), فَقِيْرٌ (orang yang fakir) menjadi فُقَرَاءُ (para fakir).
Catatan: menyertakan kalimat “beberapa”, “banyak”, “berbagai”, “para” dan sebagainya bukanlah sebuah keharusan dalam menerjamahkan jama’ taksiir boleh diterjamahkan dengan asal katanya saja.
Demikianlah wazan, bentuk atau pola populer dari jama’ taksiir yang sering kita jumpai nanti di kitab-kitab kuning. Selanjtnya yang perlu kita ketahui adalah tentang isim ditinjau dari segi gender (jeniskelamin)..
4. Wazan فُعَلٌ
Seperti kalimat أُسْرَةٌ (sebuah keluarga) menjadi أُسَرٌ (beberapa keluarga), غُرْفَةٌ (kamar) menjadi غُرَفٌ (kamar-kamar), جُمْلَةٌ (kalimat) menjadi جُمَلٌ (kalimat-kalimat), dan sebagainya.
5. Wazan مَفَاعِلُ dan مَفَاعِيْلُ
Seperti kalimat مَكْتَبٌ (meja) menjadi مَكَاتِبُ (beberapa meja), مَسْجِدٌ (masjid) menjadi مَسَاجِدُ (masjid-masjid), مِصْبَاحٌ (sebuah lampu) menjadi مَصَابِيْحُ (lampu-lampu), مِقْيَاسٌ (sebuah ukuran) menjadi مَقَايِيْسُ (beberapa ukuran), dan sebagainya.
6. Wazan فَعَاعِلُ dan فَعَاعِيْلُ
Seperti kalimat نَافِذَةٌ (jendela) menjadi نَوَافِذُ (jendela-jendela), كُرَّاسَةٌ (buku tulis) menjadi كَرَارِيْسُ (banyak buku tulis), كُرْسِيٌ (kursi) menjadi كَرَاسِيُ (kursi-kursi), صُنْدُوْقٌ (kotak) menjadi صَنَادِيْقُ (kotak-kotak), dan sebagainya
7. Wazan أَفْعِلَةٌ
Seperti kalimat سُؤَالٌ (pertanyaan) menjadi أَسْئِلَةٌ (pertanyaan-pertanyaan), جَوَابٌ (jawaban) menjadi أَجْوِبَةٌ (jawaban-jawaban), dan sebagainya.
8. Wazan فُعَلاَءُ
Seperti kalimat عَليْمٌ (orang yang berilmu) menjadi عُلَمَاءُ (ulama), فَقِيْرٌ (orang yang fakir) menjadi فُقَرَاءُ (para fakir).
Catatan: menyertakan kalimat “beberapa”, “banyak”, “berbagai”, “para” dan sebagainya bukanlah sebuah keharusan dalam menerjamahkan jama’ taksiir boleh diterjamahkan dengan asal katanya saja.
Demikianlah wazan, bentuk atau pola populer dari jama’ taksiir yang sering kita jumpai nanti di kitab-kitab kuning. Selanjtnya yang perlu kita ketahui adalah tentang isim ditinjau dari segi gender (jeniskelamin)..
0 Response to "Seputar Jama' at-Taktsiir"
Post a Comment