Historisitas Perkembangan Hadis: Eksistensi Hadits Era Nabi Muhammad
Eksistensi Hadits Era Nabi Muhammad
Para peneliti masih bersilisih
pendapat tentang awal waktu dimulainya penulisan Hadist. Waktu yang
diperdebatkan pada umunya adalah antara zaman Nabi hingga Umar bin Abdul Aziz.
Hal ini ditengarai karena adanya dua bentuk riwayat Hadist tentang penulisan
Hadist. Pertama riwayat yang menerangkan adanya larangan penulisan Hadist.[1]
Dan kedua didapatinya riwayat lain yang membolehkan menulis Hadist.[2]
Sebenarnya larangan tersebut selain
disebabkan kekhawatiran bercampurnya Alquran dengan Hadits jika ditulis dalam
satu lembar atau satu tempat, juga dikarenakan agar kaum muslimin tidak
disibukkan dengan Hadist dan melupakan Alquran. Kaum muslim dituntut untuk
memelihara Alquran dalam hafalan mereka dan tulisan Alquran yang berada pada
lembaran dan tulang belulang guna mengukuhkan penjagaan padanya. Sementara
Hadits tidak ditulis karena telah dianggap terjaga dalam praktik sehari-hari.
Karena, ketika para sahabat melihat dan mendengarkan Hadist nabi mereka
langsung menerapkannya. Kemudian, mengenai perintah Nabi tentang pembolehan
penulisan Hadits, hal itu hanya tertuju pada orang yang tidak bisa mengandalkan
hafalannya.[3]
[1] Salah satunya, hadist riwayat Abu Said Khudry katanya Nabi Saw
bersabda: “jangan sekali-kali kamu menulis padaku selain Al Quran,
barangsiapa yang menulisnya hendaklah ia menghapusnya” Annawai, Syarah
Shahih Bukhari, juz: 18, h. 129. Maktabah Syamilah
[2] Salah satunya, hadist riwayat Abu Hurairah: “Tidak ada seorang
sahabat nabi yang lebih banyak mengerti hadis daripadaku selain Abdullah bin
Amar, dia menuliskannya sedang aku tidak.” Bukhari, Shahih Al Bukhari, (Kairo:
Maktabah wa Math’ba,ah Al nashriyah, tt) juz 1, h. 32
[3] Jalaluddin As-Suyuthi, Tadrib ar Rawi fi Syarh Taqrib An Nawawi (Riyadh:
Maktabah Al Kautsar, 1418) H. 493-495
0 Response to "Historisitas Perkembangan Hadis: Eksistensi Hadits Era Nabi Muhammad"
Post a Comment