/ -->
بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

Pembagian Fiil: Berdasarkan Waktunya: Fiil Amar

[Bagian Ketujuhbelas]      

“Pembagian Fiil: Berdasarkan Waktunya: Fiil Amar”

Fill berdasarkan waktunya terbagi kepada tiga macam, yaitu:
Pertama, fiil Madhi, pembahasannya sudah berlalu di bagian keduabelas, ketigabelas dan keempatbelas. Kedua, fiil Mudhari’. Sudah dibahas di bagian kelimabelas dan enambelas. Ketiga, fiil Amar. Inilah yang akan kita bahas di bagian ketujuhbelas ini, juga merupakan pembagian terakhir dari tiga macam fiil.

Fill Amar adalah kata kerja yang yang dibentuk atau dipakai untuk menyatakan sebuah suruhan atau suruhan dan permintaan, seperti dalam bahasa Indonesia, ketika kita bermaksud untuk menyuruh atau meminta seseorang untuk melakukan sebuah tindakan atau perkejaan maka kita akan menggunakan kalimat perintah, seperti dari kalimat “membaca” menjadi “bacalah”, “menulis” menjadi “ayo menulis” dan sebagainya, kalimat perintah atau permintaan ini dalam bahasa Arab disebut dengan fill amar, sehingga cara mengartikan fiil amar ini adalah dengan memakai kata bantu di awalnya berupa kata “silakan”, “hendaklah”, “ayo”, “mari”, “tolong, “harap” dsb atau di akhirnya bisa ditambah kata “…lah”, “….kan”, “….i” atau mengartikannya hanya dengan kalimat aslinya saja tanpa menambah kata-kata di atas.
Secara istilah fiil amar didefinisikan dengan:
ما دلَّ على طلب وقوعِ الفعل من الفاعل المخاطب بغير لام الأمر
“kalimat yang mengandung adanya tuntutan untuk mengerjakan sebuah pekerjaan kepada si lawan bicara tanpa menggunakan lam amr.”

Bagaimana cara mengenalnya? Kita bisa mengenalnya dengan mengetahui cara membentuknya terlebih dahulu. Lantas, bagaimana cara membentuknya? Berikut langkah-langkah membentuk atau membuat fiil amar:
1.    Carilah fiil mudhari’ yang mukhatab (lawan berbicara yang ada bersama kita), seperti yang kita ketahui, fiil mudhari’ itu selalu di awali dengan empat huruf; alif, nun, ya dan ta. Dan di antara empat huruf itu yang bermakna mukhatab adalah huruf ta yang bermakna anta (engkau, kamu, Anda). Kenapa harus mukhatab, ya karena fiil amr itu nanti tunjukannya memang untuk lawan bicara kita, atau orang yang berbicara dengan kita sendiri. Jadi, mari kita ambil fiil mudhari’ yang berawalan ta, تَنْصُرُ
2.    Kemudian sukunkan atau matikan baris akhirnya. Kenapa disukunkan? Karena sukun adalah bina (baris akhir permanen) dari fiil amar. Maka تَنْصُرُ berubah menjadi تَنْصُرْ
3.    Buang atau hilangkan huruf mudhara’ahnya, yaitu huruf-huruf yang ada diawal fiil mudhari’ (alif, nun, ya dan ta) dalam contoh di atas huruf mudhara’ahnya adalah huruf ta, dan dia harus dihilangkan, maka تَنْصُرْ berubah menjadi نْصُرْ
4.    Jika bisa dibaca maka itulah fiil amarnya, namun jika tidak bisa dibaca maka tambahkan di awalnya hamzah washal (أ), dalam contoh ini kalimat نْصُرْ tidak bisa dibaca, karena di awalnya berbaris sukun atau mati, sukar untuk menyebutnya. Maka solusinya tambahkan di awal kalimat نْصُرْ itu huruf hamzah washal, ia akan berubah menjadi أ نْصُرْ bisakah Anda membacanya? Masih belum, karena أ tidak berbaris.
5.    Cara mengetahui baris أ itu sangat mudah. Yaitu dengan cara melihat baris dari ain fiil nya. Bingung? Apa itu ain fiil?. Begini, dan ini sangat penting apalagi dalam kajian sharaf, pada dasarnya fiil itu (baik madhi, mudhar’ dan amar) terdiri dari tiga huruf yang disebut dengan fa fill, ain fiil dan lam fiil. Darimana pengambilan istilah ini?

Yaitu dari kalimat فعل fa huruf pertama di kalimat itu disebut dengan fa fiil, ain huruf kedua di kalimat itu disebut ain fiil dan lam huruf terakhir atau ketiga di kalimat itu disebut dengan lam fiil. Nah, seluruh fiil dicocokkan dengan kalimat فعل seperti منع huruf ma pada kalimat itu disebut dengan fa fiil karena sejajar dengan fa fiil kalimat فعل yaitu di sama-sama menjadi huruf pertama, kemudian huruf na disebut dengan ain fiil karena sejajar posisinya dengan ain fiil kalimat فعل yaitu sama-sama diurutan kedua dan ain pada kalimat منع disebut dengan lam fiil karena sejajar dengan lam fiil dari kalimat فعل dan begitu seterusnya.

Setelah diketahui ain fiilnya. Lihatlah baris ain fiil tersebut, jika ain fiilnya berbaris dhammah maka baris hamzah washalnya أ pun berbaris dhammah. Dan jika ain fiilnya berbaris fathah dan kasrah maka baris hamzah washalnya أ adalah kasrah. Dalam contoh  yang kita cari ini; kalimat أنْصُرْ ain fiilnya adalah huruf shad dan huruf shadnya berbaris dhmmah maka أ pun harus dibarisi dengan dhammah. Dari أنْصُرْ ia akan berubah menjadi أُنْصُرْ (unsur). Itulah fiil amarnya. Artinya pun akan berubah dari تَنْصُرُ (engkau sedang menolong) menjadi أُنْصُرْ (tolonglah, mari menolong, tolingi, silahkan menolong, ayo menolong, tolong dsb).

Demikianlah cara membentuk fiil amar, silakan dipraktikkan sendiri dengan mengikuti langkah-langkah di atas. Jika belum puas, mari lihat bagian berikutnya tentang Bentuk-bentuk fiil amar.





0 Response to "Pembagian Fiil: Berdasarkan Waktunya: Fiil Amar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel