/ -->
بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

Pembagian Fiil: Berdasarkan Waktunya: Fiil Mudhari’”

[Bagian Kelimabelas]  
  
“Pembagian Fiil: Berdasarkan Waktunya: Fiil Mudhari’”

Fill berdasarkan waktunya terbagi kepada tiga macam, yaitu:
Pertama, fiil Madhi, pembahasannya sudah berlalu di bagian keduabelas, ketigabelas dan keempatbelas. Kedua, fiil Mudhari’. Inilah yang akan kita bahas di bagian ke limabelas ini.
Fiil mudhari’ adalah kata kerja atau fiil yang digunakan untuk merujuk kepada masa sekarang atau akan datang, jelasnya adalah segala bentuk pekerjaan yang dikerjakan di masa sekarang atau masa yang akan datang, sehingga fiil mudhari’ ini biasanya diartikan dengan awalan “sedang”, “tengah”, “baru”, “akan” atau kata kerjanya saja, jika kata “sedang”, “tengah”, “baru” tidak diperlukan. Adapun secara istilah ia didefinisikan sebagai berikut:

ما دلَّ على معنى في نفسه مقترنٍ بزمانٍ يحتمل الحالَ والاستقبالَ
“kalimat yang memiliki makna dengan sendirinya disertai dengan zaman atau masa yang menunjukkan waktu sekarang dan akan datang”
Bagaimana cara mengenalinya? 
  
Cara mudahnya adalah dengan melihat huruf awalnya, karena huruf awal fiil mudhari’ selalu disertai huruf huruf ini, yaitu huruf ا ن ي ت yang bila diringkas menjadi “anaitu atau anita”, huruf-huruf ini memiliki makna masing-masing ا bermakna انا (saya), ن bermakna نحن (kami), ي  bermakna هو (dia) sedangkan ت bermakna انت (engkau atau kamu). Contohnya أَقْرَاُ (saya sedang membaca), نَقْرَأُ (kami sedang membaca), يَقْرَأُ (dia sedang membaca) dan تَقْرَأُ (engkau sedang membaca). Selain tanda ini, fiil mudhari’ juga memiliki tanda lain, yang kalau tanda-tanda ini ada sudah dapat dipastikan bahwa dia adalah fiil mudhari’ karena dia hanya masuk kepada fiil mudhari’ saja. Apa sajakah itu?

Yang pertama, apabila huruf sin س terletak di awal fiil, contohnya سَيَقْرَأُ (dia akan membaca)
Yang kedua, apabila huruf saufa سوف terletak di awal fiil, contohnya سوف نَقْرَأُ (kami akan membaca)
Kedua pertanda ini hanya masuk kepada fiil mudhari’ dan dipastikan makna fiil mudhari’ menujukkan makna kejadian yang akan datang, sehingga dia diartikan dengan awalan “akan”. Adakah perbedaan “akan” di antara keduanya? Yah, makna “akan” di antara keduanya berbeda meski secara harfiyyah artinya sama-sama “akan”, akan yang ada pada sin س bermakna li tanfis (akannya itu dalam waktu dekat) sedangkan saufa, bermakna li taswif (akannya itu masih dalam waktu yang lebih lama).

Yan ketiga, apabila لم atau لن terletak setelah fiil mudhari’  contohnya لم أَقْرَأْ dan لن يَقْرَأَ (keterangan tentang ini kita tunggu di bagian yang terpisah).

Bagaimana cara membaca baris akhir fiil mudhari’?
Berbeda dengan fiil madhi yang baris akhirnya permanen (mabni atau bina) fiil mudhari’ ini memiliki baris yang fleksibel (bisa berubah-ubah) disebut dengan istilah mu’rab, dan baris asalnya adalah berbaris rafa’ , berupa dhammah, baris rofa’ ini tidak hanya dhammah, namun sampai di sini kita cukup tahu dhammah saja, karena memang dhammah adalah baris dasar dari rafa’ itu sendiri. Contohnya seperti yang disebut di atas, perhatikan baris akhirnya, semua berbaris dhammah أَقْرَاُ سَيَقْرَأُ dan سوف نَقْرَأُ
Sedangkan baris lain dari huruf akhir fiil mudhari adalah nasab berupa baris fathah, apabila ia bertemu dengan salah satu dari yang dinamai dengan istilah amil nasab, contoh لن يَقْرَأَ huruf لن adalah salah satu dari amil nasab, dan juga berbaris jazam berupa sukun apabila ia bertemu dengan salah satu dari yang dinami dengan istilah amil jazm, contoh لم أَقْرَأْ huruf لم adalah salah satu dari amil jazm (keterengan lebih lengkap tentang amil nasab dan amil jazm ini dibahas di bagian terpisah).

Demikian pengenalan tentang pengertian, makna dan cara mengenali fiil mudhari’, selanjutnya mari kita melihat bentuk-bentuk fiil mudhari’ ini di bagian berikutnya.


0 Response to "Pembagian Fiil: Berdasarkan Waktunya: Fiil Mudhari’”"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel