Istilah-istilah Penting dalam Ilmu Nahwu
Baca Juga
[Bagian Keduapuluh]
“Istilah-istilah
Penting dalam Ilmu Nahwu”
Sebelum kita melangkah, ke bagian Mengenal tanda-tanda
i’rab, penting sekali untuk memahami beberapa istilah yang akan kita bahas ini,
karena tanpa Anda memahani istilah-istilah ini Anda tidak akan bisa melanjut ke
bagian-bagian lain pelajaran Nahwu, sebenarnya kebanyakan dari istilah-istilah
ini sudah dipelajari di bagian-bagian sebelumnya. Jadi ini hanya semacam review
atau menyegarkan kembali ingatan, dan ada juga istilah-istilah yang belum
dibahas sebelumnya. Berikut istilah-istilah dimaksud:
Istilah-istilah pokok:
1. Isim mufrad اسم
مفرد: kata benda tunggal, ciri-cirinya seperti ciri-ciri isim
biasanya, beralif lam, bertanwin dan berbaris kasrah contohnya الْبَيْتُ, بَيْتٌ بَيْتٍ بَيْتًا, بَيْتٍ الْبَيْتِ
2. Mutsanna atau Tastniah تثنية: kata benda ganda. Rumusnya, bentuk isim mufrad +
ان atau ين contohnya بَيْتَانِ, بَيْتَيْنِ
3. Jama’ al-Mudzakkar as-Salim جمع
مذكر السالم: kata benda jamak (lebih dari
dua) jenis laki-laki. Rumusnya, bentuk isim mufrad + ون atau ين contohnya مُسْلِمُوْنَ, مُسْلِمِيْنَ
4. Jama’ al-Muannats as-Salim جمع
مؤنث السالم: kata benda jamak jenis
perempuan. Rumusnya, bentuk isim mufrad + ات contohnya مُسْلِمَاتٌ
5. Jama’ at Taksiir جمع
تكسير: kata benda jamak meliputi jenis laki-laki
dan perempuan, contoh بُيُوْتٌ
6. Al Ismulladzi Laa Yansharif (isim yang tidak menerima alif
lam) :اسم
الذي لاينصرفbagian
ini akan kita bahas secara khusus nantinya.
7. Al Amaa’ al-Khamsahالأسماء
الخمسة : kata benda yang lima,
yaitu mengikuti bentuk-bentuk berikut
ini; أَبُوْكَ, أَخُوْكَ, حَمُوْكَ, فُوْكَ,
ذُوْمَالٍ
8. Fiil-fiil mudhari’ مضارع: kata kerja yang menunjukkan waktu sedang dan akan datang.
Ciri-cirinya: diawali oleh salah satu huruf mudhara’ah yang terangkum
dalam kalimat أَنَيْتُ (hamzah atau alif, nun, ya dan
ta). Contohnya: أَقْرَأُ,
نَقْرَأُ, يَقْرَأُ, تَقْرَأُ
9. Al Af’aal al-Khamsah الأفعال الخمسة: lima bentuk kata kerja, yaitu : يَفْعَلاَنِ, يَفْعَلُوْنَ, تَفْعَلاَنِ, تَفْعَلُوْنَ, تَفْعَلِيْنَ
Selain no 6,7 dan 9,
semua istilah-istilah di atas sudah kita lalui di bagian-bagian sebelumnya.
Istilah-istilah pendukung
1. Mudzakkar مذكر: kata benda (atau yang dibendakan) yang menunjukkan jenis
laki-laki. Biasanya ditandai dengan tidak adanya taa marbuthah (ة) pada kata benda tersebut.
Conroh: عَمْرٌو, كِتَابٌ, الْمَسْجِدُ
2. Muannats مؤنث: kata benda (atau yang dibendakan) yang menunjukkan jenis
perempuan. Biasanya, ditandai dengan adanya taa marbuthah (ة) pada kata benda tersebut.
Contoh: عَائِشَةُ, سَبُّوْرَةٌ, الْمَكْتَبَةُ
3. Nakirah نكرة: kata benda yang jelas peruntukannya, masih bersifat umum,
secara mudah kita mengenalnya pada isim yang tidak ber alif lam (ال). Contoh: تَفْسِيْرٌ, رَجُلٌ, مَعْهَدٌ
4. Ma’rifah معرفة: ialah lawan nakirah, yaitu kata benda yang jelas
peruntukannya, bersifat khusus, memiliki 7 bentuk, sudah dibahas secara panjang
lebar di sini. Salah satunya adalah isim yang beralif lam. Contoh: التَّفْسِيْرُ, الرَّجُلُ, اَلْمَعْهَدُ
5. Mabni مبني: kata benda yang tidak berubah-ubah keadaan baris huruf
akhirnya, ini juga sudah disinggung di bagian tentang i’rab. Yang termasuk isim
mabni adalah: dhamir (kata ganti), isim maushul (kata
hubung), isim syarth (kata syarat), isim isyarat (kata tunjuk), isim
istifham (kata tanya), sebagian zharaf (kata keterangan kondisi atau
keadaan) dll. Yang kesemua ini akan dibahas secara terpisah di bagian-bagian
berikutnya.
6. Mu’rab معرب: kata benda yang keadaan huruf atau baris huruf akhirnya bisa
berubah-ubah, sudah disinggung di bagian i’rab yang lalu. Kalau tidak mabni
berarti mu’rab.
7. Fiil Madhi : kata kerja yang
menunjukkan waktu lampau, ini juga sudah dibahas panjang lebar di bagian lain
pelajaran ini.
8. Fiil Amr : kata kerja
perintah, sama dengan yang di atas. Fiil amar ini juga sudah dibahas
panjang lebar di bagian lalu.
9. Af’al Mabni : kata kerja yang
keadaan baris akhirnya tetap (tidak berubah-ubah). Adapun af’al mabni ini
adalah; pertama, fiil madhi
contohnya شَكَرَ, شَكَرْتَ, شَكَرُوْ, kedua, fiil mudhari’ yang
bersambung dengan nun taukid baik ia nun taukid tsaqilah (نَّ) يَشْكُرَنَّ
maupun nun taukid khafifah (نْ) يَشْكُرَنْ dan nun
niswah, (نَ) يَشْكُرْنَ
kemudian ketiga fiil amar. Contohnya اُشْكُرْ
10. Fiil Mu’rab : kata kerja yang
baris akhirnya bisa berubah-ubah, fiil mu’rab ini adalah seluruh fiil mudhari yang tidak bersambung
dengan nun taukid tsaqilah, nun taukid khafifah dan nun niswah.
Contohnya, يَشْكُرُ, لَنْ
يَشْكُرَ, لَمْ
يَشْكُرْ
11. Huruf : huruf ini terbagi
kepada dua; pertama, huruf mabani atau huruf hijaa’i yaitu huruf
yang bisa membentuk satu kata atau kalimat. Contoh: ا
ب ت
ث ج
ح خ.... dan
seterusnya, kedua, huruf ma’ani yaitu huruf-huruf yang telah mengandung
arti tertentu. Contoh: ثُمَّ artinya kemudian, وَ artinya dan فِي artinya di, di dalam, dalam
dan sebagainya.
Demikianlah, tentang istilah-istilah yang harus kita
ketahui sebelum melangkah jauh membahas ilmu Nahwu, selanjutnya kita berangkat
ke bagian berikutnya tentang Mengenal Tanda-tanda I’rab
0 Response to "Istilah-istilah Penting dalam Ilmu Nahwu"
Post a Comment