Mengenal I’rab: Pengertian dan Pertandanya
Baca Juga
[Bagian Kesembilanbelas]
“Mengenal I’rab:
Pengertian dan Pertandanya”
Sebelum membaca ini, pastikan bahwa Anda sudah
memahami isim, fiil dan huruf serta segala yang berkaitan
dengannya, sebagaimana sudah dibahas di bagian-bagian yang lalu, sampai kepada
bagian bentuk-bentuk fiil amr.
Kebanyakan kalimat isim itu, baris atau huruf
akhirnya bisa berubah-ubah, dari baris dhammah misalnya berubah menjadi
baris fathah, dari baris fathah berubah menjadi baris kasrah
seperti dari contoh berikut جَاءَ
زَيْدٌ, رَأَيْتُ زَيْدًا, مَرَرْتُ بِزَيْدٍ perhatikan kalimat zaidun, kalimat zaidun
adalah isim karena dia sebuah nama juga dimasuki tanwin yang
merupakan salah satu pertanda isim itu sendiri, dan kalimat zaidun
baris akhirnya bisa berubah-ubah, dari dibaca zaidun menjadi zaidan
sampai zaidin. Inilah yang dinamakan dengan isim mu’rab (keadaan
akhirnya bisa berubah-ubah). Namun ada juga isim yang keadaan akhirnya tidak
berubah-ubah bersifat tetap disebut dengan mabni.
Kebanyakan kalimat fiil
itu, baris atau huruf akhirnya tidak mengalami perubahaan, alias tetap, seperti
fiil madhi dan fiil amar, sedangkan fiil mudhari’ itu baris
akhirnya bisa berubah-ubah, seperti يَنْصُرُ, لن يَنْصُرَ, لم يَنْصُرْ perhatikan kalimat yansuru, dia berubah
menjadi yansura dan yansur.
Sedangkan, seluruh kalimat huruf
itu berbaris tetap alias mabni. Seperti مِنْ,
لَمْ, لَنْ dan sebagainya.
Pertanyaannya. Kenapa keadaan
akhir mereka bisa berubah-ubah?
Karena mereka dimasuki amil
yang berbeda-beda, secara bahasa amil itu berarti pengamal, pekerja,
petugas dan sebagainya. Kalimat (baik isim, fiil, dan huruf) berpotensi atau
bisa menjadi amil alias pekerja, ada yang kerjaannya merofa’kan
kalimat isim setelahnya, seperti fiil dalam contoh di atas جَاءَ ada yang tugasnya menasabkan
kalimat yang ada setelahnya, seperti fiil dan fail dalam contoh
di atas , رَأَيْتُ dan ada yang tugasnya menjarkan
isim yang dimasukinya seperti huruf jar dalam contoh di atas
huruf بِ dan lain-lain. Apa saja amil-amil
itu? Inilah yang akan kita pelajari dalam ilmu nahwu, secara bertahap nanti
kita akan mengetahui amil-amil itu. Yang jelas amil itu bertugas
untuk merubah akhir isim atau fiil yang dimasukinya.
Perubahan akhir kalimat isim dan fiil itulah yang disebut dengan i’rab,
sesuai dengan yang didefinisikan oleh para ulama nahwu:
هُوَ
التَّغْيِيْرُ
اَوَاخِرِ
الْكَلِمَةِ
لِإخْتِلاَفِ
الْعَوَامِلِ
الدَّاخِلةِ
عَلَيْهَا
لَفْظًا
أو
تَقْدِيْرًا
“Perubahan akhir suatu
kalimat, karena perbedaan amil-amil yang masuk, baik perubahan secara ladzi
(jelas) atau taqdiri (samar).”
Adapun yang dimaksud dengan perubahan secara lafdzi
(jelas) adalah perubahan yang tampak pada huruf akhir kalimat, artinya bisa
diketahui, didengar ketika diucapkan dan bisa dilihat ketika ditulis. Seperti
contoh di atas; جَاءَ زَيْدٌ,
رَأَيْتُ زَيْدًا, مَرَرْتُ بِزَيْدٍ
Sedangkan perubahan secara
taqdiri (samar) adalah perubahan yang tidak tampak, artinya tidak bisa
diketahui, diucapkan, didengar dan dilihat. Contoh جَاءَ
الْفَتَى, رَأَيْتُ الْفَتَى, , مَرَرْتُ بِالْفَتَى perhatikan kalimat alfataa, perubahannya tidak
tampak, hanya dikira-kirakan saja, kenapa dikira-kirakan saja? karena
kebanyakan orang Arab merasa tidak dapat menerima barisnya litta’adzdzur.
Apa saja pertanda perubahan atau i’rab itu?
Selamanya pertanda perubahan itu dalam kalimat bahasa
Arab hanya ada empat macam, yaitu tanda rafa’ رفع, nasab نصب, khafad خفض, jazm جزم. Rafa’ pertanda asalnya berupa baris dhammah. Nasab
pertanda asalnya berupa baris fathah. Khafad (jar) pertanda
asalnya berupa baris kasrah.
Untuk isim selamanya hanya memiliki tiga tanda
perubahan di akhirnya, yaitu tanda yang disebut dengan rafa’ , nasab, dan
khafad (jar) tidak ada jazm. Jadi tidak akan pernah Anda
menemukan tanda jazm dalam isism.
Untuk fiil selamanya hanya memiliki tiga tanda
perubahan di akhirnya, yaitu tanda yang disebut dengan rafa’, nasab dan jazm
tidak ada khafad (jar).
Jadi tidak akan pernah Anda temukan tanda khafad dalam fiil.
Selain, Rafa’ pertanda asalnya berupa baris dhammah.
Nasab pertanda asalnya berupa baris fathah. Khafad (jar)
pertanda asalnya berupa baris kasrah. Apa saja pertanda-pertandanya?
Lihat di bagian ke duapuluh satu yang dalam kitab jurumiyah ia dinamai dengan babul
ma’rifat alamat al’irab. Namun, sebelum ke situ mari kita perhatikan lagi bagian tentang Istilah-istilah Penting dalam Ilmu Nahwu.
0 Response to "Mengenal I’rab: Pengertian dan Pertandanya"
Post a Comment