/ -->
بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

Mengenal Tanda-tanda I’rab


[Bagian Keduapuluh Satu]               
“Mengenal Tanda-tanda I’rab”
Seperti sudah kita ketahui, bahwa huruf atau baris akhir sebuah kalimat, baik isim maupun fiil ada yang disebut dengan mu’rab (bisa berubah-ubah). Dan perubahannya itu ditandai dengan tanda rafa’, nasab, khafad dan jazm. Untuk isim hanya tiga tanda yaitu, rafa’, nasab dan khafad tidak akan pernah ada tanda jazm. Sedangkan untuk fiil juga hanya tiga tanda, yaitu rafa’ nasab dan jazm tidak akan pernah ada tanda khafad. Ini sudah dibahas pada bagian lalu. Kemudian, seperti apakah bentuk tanda-tanda rafa’, nasab, khafad  dan jazm itu? Inilah yang akan dibahas di bagian ini.

Tanda Rafa’ (رفع) ada empat, yaitu:
1.      Berupa baris dhammah baik bertanwin atau tidak bertanwin, (ُ, ٌ), dhammah menjadi tanda rafa’ bagi empat kalimat; pertama, isim mufrad, contohnya: جَاءَ زَيْدٌ kedua, jama’ taksiir contohnya: جَاءَ الطُّلاَّبُ ketiga jama’ muannats as salim contohnya: جَاءَ مُسْلِمَاتٌ dan keempat, fiil mudhari’ shahih akhir (yaitu fiil mudhari’ yang huruf akhrinya murni huruf asli, tidak ada tambahan alif tasniyah (ان), ya muannast mukhatab (ين) dan wawu jamaah (ون) ). contoh: يَنْصُرُ
2.      Huruf waw (و), menjadi tanda rafa’ bagi dua isim; pertama jama’ mudzakkar as saliim, contohnya: قَامَ الْمُسْلِمُوْنَ kedua al asmaa al khamsah contohnya: قَامَ أَبُوْكَ , huruf waw pada kalimat al muslimuuna dan abuuka adalah pertanda rafa’ mereka.
3.      Huruf alif (ا) menjadi tanda rafa’ bagi satu isim saja, yaitu; al mutsanna atau tastniyah contohnya: بُنِيَ بَيْتَانِ huruf alif pada kalimat baitaani adalah pertanda rafa’nya.
4.      Tetapnya huruf nun (ن) menjadi tanda rafa’ bagi al alaf’al al khamsah, contohnya تَفْعَلِيْنَ tetapnya atau tsubutnya huruf nun pada kalimat taf’aliina adalah pertanda rafa’nya. Sehingga tanda ini lebih populer dikenal dengan tsubut al nun (ثبوت النون)

Tanda nasab (نصب) ada lima, yaitu:
1.      Berupa baris fathah baik bertanwin atau tidak bertanwin (ً, َ), fathah menjadi tanda nasab bagi tiga kalimat; pertama, isim mufrad, contonhya رَأَيْتُ زَيْدًا kedua, jama’ taksiir contohnya, أَدْرَسُ الطُّلاَبَ ketiga fiil mudhari’ shahih akhir contohnya لَنْ يَنْصُرَ
2.      Huruf alif (ا) menjadi tanda nasab bagi satu isim yaitu, al asmaa al khamsah contohnya: نَصَرْتُ أَخَاكَ huruf alif pada kalimat akhaaka adalah pertanda nasabnya.
3.      Baris kasrah baik bertanwin atau tidak bertanwin, menjadi tanda nasab bagi satu isim, yaitu jama’ muannasts as saliim. Contohnya: رَأَيْتُ مُسْلِمَاتٍ baris kasrah pada kalimat muslimaatin adalah pertanda nasabnya.
4.      Huruf ya (ي) menjadi tanda nasab bagi dua isim, pertama mutsanna atau tastniyah. Contohnya: بَنَيْتُ بَيْتَيْنِ kedua jama’ mudzakkar as saliim. Contohnya: نَصَرْتُ الْمُسْلِمِيْنَ huruf ya pada kalimat baitaini dan almuslimina adalah pertanda nasab keduanya.
5.      Membuang huruf nun  (حذف النون) menjadi tanda nasab bagi fiil mudhari’ shahih akhir. Contohnya: لَنْ تَفْعَلُوْ yang awalnya تَفْعَلُوْنَ lalu dibuang nunnya sebagai tanda nasabnya karena dia dimasuki amil nasab lan.

Tanda khafad atau jar (خفض atau جار), yaitu:
1.      Berupa baris kasrah baik bertanwin maupun tidak bertanwin (ٍ,ِ), baris kasrah menjadi tanda khafad atau jar bagi tiga isim; pertama, isim mufrad contohnya مَرَرْتُ بِزَيْدٍ kedua, jama’ taksiir. Contohnya: اهتم المسلمون بِالْعُلُوْمِ كلها ketiga jama’ muannast as saliim. Contohnya: مُلْكُ السَّمَواتِ baris kasrah pada kalimat zaidin, al’ulumii dan al samaawaati adalah pertanda mereka.
2.      Baris fathah menjadi tanda khafad atau jar bagi satu isim, yaitu, ismulladzi laa yansharif (isim yang tidak menerima tanwin). Contohnya: مَرَرْتُ بِإبْرَاهِيْمَ baris fathah pada kalimat ibraahiima adalah pertanda khafad atau jarnya.
3.      Huruf ya (ي) menjadi tanda khafad atau jar bagi dua isim; pertama, jama’ mudzakkar as saliim. Contohnya: مَرَرْتُ بِالْمُسْلِمِيْنَ kedua, al asmaa al khamsah. Contohnya: مَرَرْتُ بِأَبِيْكَ huruf ya pada kalimat al muslimiina dan abiika adalah pertanda khafad atau jarnya.

Tanda jazm (جزم) ada tiga, yaitu:
Ingat tanda jazm ini hanya ada pada fiil dan fiil yang mu’rab hanya fiil mudhari’ jadi pertanda ini hanya khusus untuk fiil mudhari’.
1.      Baris sukun atau mati menjadi tanda bagi fiil mudhari’ yang tidak dimasuki huruf-huruf illat (adapun huruf-huruf illat itu adalah alif, waw dan ya) dan tidak dimasuki nun. Contohnya: لَمْ يَنْصُرْ baris sukun pada kalimat yansur adalah pertanda jazamnya.
2.      Penghapusan huruf illat (حذف حرف العلة) menjadi tanda jazm bagi fiil mudhari’ yang di akhirnya terdapat huruf illat. Contohnya: لم يَغْزُ asalnya يَغْزُو huruf waw di akhirnya dibuang atau dihapus karena ia merupakan salah satu dari huruf illat.
3.      Penghapusan atau pembuangan huruf nun (ن) menjadia tanda bagi al alf’al al khamsah. Contohya: لَمْ يَفْعَلاَ asalnya adalah يَفْعَلاَنِ huruf nun pada kalimat yaf’alani dihapus atau dibuang sebagai pertanda jazm bagi al af’al al khamsah.

Berdasarkan keterangan di atas, kita bisa menarik kesimpulan, bahwa kalimat-kalimat baik isim maupun fiil yang mengalami i’rab atau perubahan di akhirnya terbagi kepada dua bentuk perubahan:
Pertama, perubahan harakat atau baris, artinya baris akhir dari kalimat itu mengalami pergantian baris, perubahannya dari baris ke baris atau dari harakat ke harakat ada empat macam, yaitu isim mufrad, jama’ taksiir, fiil mudhari’ shaheh akhir. Yang baris akhir ketiga ini mengalami perubahan yaitu, dirafa’kan dengan baris dhammah, dinasabkan dengan baris fathah, dan dikhafadkan dengan baris kasrah dan fiil mudhari; shaheh akhir dijazamkan dengan baris sukun atau mati.  Jama’ muannats as saliim dinasabkan dengan kasrah, ismulladzi laa yansharif dikhafadkan atau dijarkan dengan fathah, fiil mudhari’ mu’tal akhir dijazmkan dengan membuang huruf akhirnya.

Kedua, perubahan atau i’rab huruf, artinya huruf akhir dari kalimat itu mengalami pergantian huruf, perubahannya dari huruf ke huruf ada empat macam; yaitu, tastniyah, jama’ mudzakkar as saliim, al asma al khamsah, dan al af’al al khamsah.
Adapun tastniyah dirafa’kan dengan alif, dinasabkan dan dikhafad atau dijarkan dengan ya. Jama’ mudzakkar assaliim dirafa’kan dengan waw dinasabkan dan dikhafad atau dijarkan dengan ya. Al asma al khamsah dirafa’kan dengan waw dinasabkan dengan alif dan dikhafad atau dikasrahkan dengan ya. Al af’al al khamsah dirafa’kan dengan nun dan dinasabkan dan dijazamkan dengan membuang atau menghapus huruf nun.

Demikian penjelasan tentang Mengenal Tanda-tanda I’rab, selanjutnya kita akan menuju pembahasan tentang amil-amil nasab dan jazm yang masuk kepada fiil mudhari’.

0 Response to "Mengenal Tanda-tanda I’rab"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel