Kalimat Fiil: Pengertian, Pertanda dan Pembagiannya
Baca Juga
[Bagian Kesebelas]
“Kalimat Fiil: Pengertian, Pertanda
dan Pembagiannya”
Seperti yang sudah kita ketahui pada bagian keduatulisan ini, bahwa kalimat dalam bahasa Arab sama dengan kata dalam
bahasa Indonesia, dan kata (Indonesia) atau kalimat (Arab) ini terbagi kepada
tiga bagian, yaitu kalimat isim, fiil dan huruf. Kalimat isim sudah
dibahas dari bagian ke 3 Kalimat Isim: Pengertian dan Pertandanya sampai
pada bagian ke 10 Isim: Ditinjau dari Segi Keumuman dan Kekhususannya.
Di bagian ini kita akan memasuki bagian kedua dari kalimat, yaitu fiil.
Pengertian Fiil
Mari kita mulai dengan pengertian fiil (فعل), secara bahasa, dia berarti kata
kerja, sedangkan secara istilah, sebagaimana ditulis dalam kitab-kitab
Nahwu, seperti Jamiud Durus fiil didefenisikan dengan:
ما دلّ على معنىً فى نَفْسه مُقترِن
بزمانٍ
“Kalimat
yang memiliki makna dengan sendirinya, dan disertai dengan (salah satu dari
tiga) waktu atau zaman (dulu, sekarang dan akan datang).”
Secara sederhana fiil atau kata kerja adalah
kalimat yang menunjukkan adanya pekerjaan atau aktivitas baik berupa tingkah
laku, tindakan, proses, perbuatan atau pun gerak kegiatan yang dilakukan oleh
subjek (seseorang atau sesuatu) yang disertai dengan penunjukan waktu
pelaksanaannya, yaitu waktu yang sudah lewat seperti telah membaca, waktu yang
sedang berlangsung seperti sedang membaca, dan waktu yang akan datang seperti
akan membaca. Telah, sedang dan akan adalah penunjukan waktu yang menyertai
fiil dan waktu tidak berlaku untuk isim, inilah salah satu
pembedanya dengan isim, sebagaimana telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya.
Pertanda
Fiil
Di
dalam kitab Jurumiyah sendiri fiil ini bisa dikenali secara
pasti, apabila ada kalimat yang diawali dengan huruf sin (س) seperti ستذهبُ saufa
(سوف) سوف نذهبُ. dan qad (قد)
قد قامَ
atau diakhir kalimat itu terdapat huruf ta ta’nitsis sakinah (تاءَ التأنيثِ الساكنة) قامتْ
Namun,
huruf-huruf di atas tidaklah menjadi syarat mutlak untuk mengenali fiil,
ia hanya menjadi salah satu bagian dari pertanda fiil, kalimat yang
dimasuki huruf-huruf itu otomatis dinamai dengan fiil, tidak akan pernah
dinamai dengan isim. Kita akan banyak menemukan fiil yang tanpa
dibarengi dengan huruf-huruf tersebut. Contoh أُنْصُرْ,
قَرَأَ, يَمْنَعُ ketiganya tanpa bersambung
dengan س, سوف, قد, تاءَ
التأنيثِ الساكنة
Untuk
mengenalinya, mari terlebih dahulu kita simak pembagian fiil atau kata
kerja dari berbagai aspeknya.
Pembagian
Fiil
Fiil
(kata kerja) dibagi kepada:
- § Pertama berdasarkan penunjukan waktunya terbagi tiga, yaitu waktu yang sudah lewat atau masa lampau disebut dengan fiil madhi, waktu sekarang dan akan datang disebut dengan fiil mudhari’, ketiga waktu yang akan datang mengandung perintah atau suruhan disebut dengan fiil amar, ini merupakan pembagian fiil yang paling dasar dan pokok.
- § Kedua berdasarkan susunan hurufnya fiil terbagi kepada fiil shahih dan mu’tal.
- § Ketiga berdasarkan butuhnya kepada objek atau maf’ul bih terbagi kepada muta’addi dan lazim.
- § Keempat berdasarkan tidak dapat berubahnya (tetap, permanen) dan dapat berubahnya fiil terbagi kepada jamid dan mutasharrif.
- § Kelima berdasarkan subjek atau failnya yang diketahui atau tidak diketahui terbagi kepada ma’lum dan majhul.
- § Keenam berdasarkan jumlah huruf aslinya terbagi kepada mujarrad dan mazid.
Berbagai
pembagian fiil di atas akan dibahas pada bagian berikutnya.
0 Response to "Kalimat Fiil: Pengertian, Pertanda dan Pembagiannya"
Post a Comment