Ketika Fikih Memihak: Dari Gagasan ke Praksis Pembebasan Dalam tiga seri sebelumnya, kita sudah berjalan dari kritik terhadap kultus tokoh , menuju kesadaran hermeneutis , hingga pada kesimpulan b...
Fikih yang Berpihak: Dari Hermeneutika ke Agenda Keadilan Dalam dua seri sebelumnya, kita telah menyingkap dua lapisan penting. Pertama , bahwa kemerdekaan berpikir menuntut kita untuk tidak membiar...
Tokoh dalam Kacamata Hermeneutika: Membaca “Man Qāla” di Balik “Mā Qāla” Di akhir tulisan sebelumnya , kita menggantung satu pertanyaan: apakah cukup menilai kebenaran dari apa yang dikatakan ( mā qāla ), tanpa me...
Merdeka dari Kultus Tokoh: Catatan HUT RI di Tengah Isu "Perdagangan" Surga Di tengah gegap gempita perayaan kemerdekaan—dengan lomba-lomba, pawai bendera, dan unggahan digital yang menggugah—saya, melalui tulisan in...
Mewaspadai Romantisasi Kematian Di banyak ruang duka hari ini, obituari bukan lagi tentang kehidupan yang telah dijalani, melainkan tentang kematian yang “dianggap” mulia. ...
Pezina Hanya untuk Pezina? Memahami QS. al-Nūr: 3 dalam Lensa Usul Fikih Ada satu ayat Al-Qur’an yang sering disalahpahami, dikutip dengan nada vonis, dan dijadikan alat stigmatisasi: Al-zānī lā yankiḥu illā zāni...
Ngon Maranak Nabahat tu Maranak Nasibuk-Pohom Di tanah "Batak", pernah tumbuh dua petuah yang diam-diam saling bersaing dalam benak para orang tua. Yang satu berbunyi: Sai mara...
Dari Legalitas ke Nurani: Membaca 'Reopening Muslim Minds' dalam Kerangka Fikih Akbar Indonesia kerap disebut sebagai negara yang religius. Survei demi survei menegaskan itu. Masjid tak sulit ditemukan. Suara doa mengiringi ba...
Inovasi: Menyambung Tajdid, Ijtihad, dan Islah dalam Riset Keagamaan Tulisan ini lahir dari refleksi "sederhana" seusai webinar nasional tentang budaya riset unggul di era digital tadi, terlaksana. D...
Jeda Napas dalam Ijab Kabul: Membela Akal Sehat dalam Fikih yang Kaku Dalam zaman ketika potongan video lebih dipercaya ketimbang proses, dan ketika potongan kitab lebih digdaya dari keutuhan maqasid , kita men...
Zanniyah yang Dipersengketakan dan Keadilan yang Dilupakan: tentang Qunut wa Akhawatuha Sementara rakyat mengantri beras murah di bawah terik matahari, para penceramah masih sibuk memperdebatkan qunut subuh. Sementara uang rakya...